LAPORAN
STUDI KASUS
LAYANAN
KESULITAN BELAJARi PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS X DI SMA NEGERI 2
MALANG
OLEH:
YESI
RIZQI
090401090358
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS KANJURUHAN
MALANG
2012
LEMBAR
PERSETUJUAN
Laporan Layanan Studi Kasus dengan judul
“Layanan Kesulitan Belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas X di SMA
Negeri 2 Malang” .
Nama :
Yesi Rizqi
Npm :
090401090358
Prodi :
Bahasa Inggris
Jurusan :
Bahasa Inggris
Fakultas :
Pendidikan
Telah
diperiksa, disetujui dan disahkan
Malang, 08 Desember 2012
Konselor Pamong, Guru Pamong,
Purbaniasita,
S.Pd Rr.
Wahyu Widowati, S.Pd
NIP. NIP.19780108
200903 2 002
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 2 Malang
Drs. H. Budi Harsono
NIP. 19540705 198003 1 028
KATA PENGANTAR
Puji syukur praktikan panjatkan keharibaan Ilahi Robbi, Allah SWT. yang
selalu memberikan nikmat kesehatan dan ridlonya sehingga praktikan dapat
menyelesaikan Laporan Studi Kasus di SMA NEGERI 2 MALANG ini yang merupakan
salah satu persyaratan dalam pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL)
dalam waktu yang telah ditentukan.
Laporan Studi Kasus ini memuat tentang permasalahan-permasalahan yang
sedang dihadapi oleh siswa yang praktikan temukan selama pelaksanaan Program
Pengalaman Lapangan
(PPL).
Laporan Studi Kasus ini juga memuat teantang usaha-usaha bantuan yang
praktikan berikan kepada siswa dengan harapan usaha-usaha ini dapat membantu
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh siswa terkait dengan belajar
siswa.
Selesainya Laporan Studi Kasus ini merupakan hasil kerjasama dan bantuan
serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu praktikan mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kepala SMA Negeri 2 Malang, Drs. H. Budi Harsono yang telah memberikan
izin kepada praktikan untuk melakukan PPL di SMA Negeri 2 Malang.
izin kepada praktikan untuk melakukan PPL di SMA Negeri 2 Malang.
2. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Laksmi Purnajanti S.Pd, M.Pd.
selaku
koordinator PPL yang telah banyak membantu dan bekerja sama dalam pelaksanaan
PPL.
koordinator PPL yang telah banyak membantu dan bekerja sama dalam pelaksanaan
PPL.
3. Dra. Nanik Suratmi, M.Pd sebagai dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan, saran, masukan dan motivasi kepada praktikan dalam
melaksanakan PPL ini.
memberikan bimbingan, saran, masukan dan motivasi kepada praktikan dalam
melaksanakan PPL ini.
4. Rr.Wahyu Widowati, S.Pd sebagai guru pamong yang telah banyak memberikan
koreksi, masukan dan bimbingan dalam melaksanakan PPL.
koreksi, masukan dan bimbingan dalam melaksanakan PPL.
5. Purbaniasita, S.Pd, sebagai konselor pamong yang telah banyak memberikan
pengarahan, bimbingan dan motivasi kepada praktikan dalam menyelesaikan
laporan studi kasus ini.
pengarahan, bimbingan dan motivasi kepada praktikan dalam menyelesaikan
laporan studi kasus ini.
6. Segenap guru dan karyawan SMA Negeri 2 Malang yang telah banyak
memberikan
motivasi, koreksi, masukan, dan bimbingan dalam melaksanakan PPL.
motivasi, koreksi, masukan, dan bimbingan dalam melaksanakan PPL.
7. Rekan-rekan mahasiswa PPL di SMA Negeri 2 Malang yang telah banyak
membantu
dan bekerja sama selama pelaksanaan PPL dan penyusunan laporan studi kasus ini.
dan bekerja sama selama pelaksanaan PPL dan penyusunan laporan studi kasus ini.
8. Pihak LP3L Universitas Kanjuruhan Malang yang juga ikut membantu dalam
memberikan informasi yang kami butuhkan selama melaksanakan PPL di SMA
Negeri 2 Malang.
memberikan informasi yang kami butuhkan selama melaksanakan PPL di SMA
Negeri 2 Malang.
9. Seluruh siswa-siswi SMA Negeri 2 Malang yang banyak sekali memberikan
bantuan serta informasi juga pengalaman-pengalaman yang tak terlupakan selama
masa PPL.
bantuan serta informasi juga pengalaman-pengalaman yang tak terlupakan selama
masa PPL.
10. Siswa (studi kasus) yang telah banyak membantu, bekerja sama dan
meluangkan
waktu untuk wawancara dan berdiskusi dengan praktikan.
waktu untuk wawancara dan berdiskusi dengan praktikan.
Praktikan menyadari bahwa penyusunan
Laporan Studi Kasus ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu praktikan
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan dalam
kesempatan berikutnya. Akhirnya praktikan mengucapkan semoga dapat bermanfaat
bagi kita semua. Amin
Malang, 08 Desember 2012
Praktikan
Yesi
Rizqi
NPM. 090401090358
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
I.I Latar
Belakang..............................................................................................................1
I.2 Pengertian Studi Kasus.................................................................................................3
I.3 Tujuan Studi
Kasus......................................................................................................5
I.4 Manfaat Layanan Studi Kasus......................................................................................6
I.5 Metode Pengumpulan
Data..........................................................................................7
I.6
Konfidensial.................................................................................................................8
BAB II LAYANAN STUDI KASUS
2.1 Identifikasi
Kasus......................................................................................................10
2.2 Diagnosis...................................................................................................................17
2.3
Prognosis...................................................................................................................18
2.4 Treatment...................................................................................................................19
2.5 Follow
up...................................................................................................................21
BAB III PENUTUP
3.I
Kesimpulan.................................................................................................................23
3.2
Saran..........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................26
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan intrakurukuler yang
wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kanjuruhan Malang. Hal ini dimaksudkan untuk menyiapkan dan
membentuk serta merancang calon tenaga pendidik yang professional dan kompeten
serta menguasai kemampuan keguruan yang utuh melalui praktek secara langsung di
sekolah yang sudah ditentukan. Dengan adanya program ini, setelah menyelesaikan
pendidikannya calon pendidik diharapkan siap secara mandiri dalam mengemban
tugas guru sesuai bidangnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam menyelenggarakan
Program Pengalaman Lapangan (PPL), praktikan sebagai calon guru tentunya tidak
hanya berkewajiban menyampaikan materi pembelajaran, mentransfer pengetahuan
tetapi lebih dari itu, seorang guru dituntut untuk memahami kondisi siswa dalam
penerimaan pembelajaran tersebut. Seorang guru juga dituntut untuk menangani
siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan mencarikan penyelesaian
sebagai jalan keluarnya. Guru diharapkan peka dan tanggap terhadap masalah yang
dihadapi oleh anak didiknya. Karena guru merupakan orang yang terdekat dengan
siswa, maka disamping berperan sebagai penyampai materi pelajaran, seorang guru
diharapkan selalu siap membantu siswa yang mempunyai masalah dengan proses
belajarnya. Menurut Prof.Dr. Made Pidarta, pekerjaan mendidik mencakup banyak
hal yang terkait dengan segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan
manusia mulai dari perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, perasaan,
kemauan dan sosial. Sedangkan menurut Mulyono,MA (2008) belajar bukanlah
sekedar transmisi ilmu pengetahuan semata sebagai fakta.
Jika hal yang dapat menghambat pembelajaran dibiarkan,
maka tentu tujuan proses belajar mengajar tidak akan pernah tercapai. Harapan
agar anak mereka menjadi anak yang pandai, mendapatkan nilai yang baik di
sekolah menambah kesedihan mereka ketika melihat kenyataan bahwa anak-anak
mereka kesulitan dalam belajar.
Akan tetapi yang lebih menyedihkan adalah perlakuan
yang diterima siswa yang mengalami kesulitan belajar dari orang tua dan guru
yang tidak mengetahui masalah yang sebenarnya, sehingga mereka memberikan cap
kepada anak mereka sebagai anak yang bodoh, tolol, ataupun gagal tanpa memahami
dan menelusuri latar belakang, sebab akibat kenapa siswa tersebut mengalami
kesulitan dalam belajar.
Menyelenggarakan studi kasus adalah salah satu usaha
yang bertujuan untuk memahami siswa sebagai individu dalam penyesuaian diri
yang baik dan membantu perkembangan siswa secara optimal agar dapat membantu
dalam membentuk siswa yang unggul sesuai amanat UU tentang tujuan pendidikan
formal yang tercantum dalam UU RI No. 20 TH 2003, BAB II Pasal 3
“untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa berahlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, mandiri, kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”
Melihat pentingnya dalam memahami karakteristik peserta
didik, praktikan tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk studi kasus di SMA Negeri
2 Malang untuk mengetahui
permasalahan-permasalahan
secara menyeluruh dan mendalam yang betul-betul dihadapi oleh siswa serta penanganannya.
Dari
data yang diperoleh, praktikan berusaha mengenal, memahami dan mengupayakan
perkembangan secara optimal sesuai dengan kondisi siswa. Berdasarkan data,
siswa yang menjadi objek dalam studi kasus ini menunjukkan bahwa siswa kurang
bersemangat, tidak konsentrasi dan sering kali melamun pada saat proses belajar
mengajar berlangsung dan hasil belajar
siswa belum mencapai KKM yang di tentukan. sehingga dari keadaan ini, siswa
tersebut perlu mendapatkan bantuan dari praktikan dalam menyelesaikan
masalahnya.
I.2 Pengertian Studi Kasus
Studi kasus secara luas dapat didefinisikan sebuah
usaha dalam mengenal, memahami, dan memantapkan siswa kasus dengan cara
mengidentifikasi, mendiagnosis, memprognosis, dam memberikan pemecahan yang
dihadapi oleh siswa. Berikut ini adalah beberapa pendapat tentang pengertian
studi kasus yang praktikan kutib dari, makalah laporan studi kasus dan
internet.
Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam riset yang
menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan yang mendalam terhadap suatu
keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara
yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis
informasi, dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh
pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar
bagi riset selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan menguji
hipotesis.
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) ( dalam tulisan Erna
Febru Aries S di ardhana12.wordpress.com ) studi kasus merupakan
pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu
tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu . Surachmad (1982)
membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan
perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. SementaraYin (1987)
memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada
ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi
kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalam.
Para peneliti berusaha menemukan semua variabel yang penting.
Studi kasus adalah suatu tehnik mempelajari seseorang
individu secara mendalam untuk membantu memperoleh penyesuaian diri yang lebih
baik (I. Djumhur, 1985).
Studi kasus adalah suatu metode untuk mempelajari
keadaan dan perkembangan seorang murid secara mendalam dengan tujuan membantu
murid untuk mencapai penyesuaian diri yang lebih baik ( WS. Winkel, 1995 ).
Studi kasus adalah metode pengumpulan data yang
bersifat integratif dan
komprehensif. Integratif artinya menggunakan berbagai
tehnik pendekatan dan bersifat komprehensif artinya data yang dikumpulkan
meliputi seluruh aspek pribadi individu secara lengkap ( Dewa Ketut
Sukardi,1983 ).
Studi kasus merupakan suatu proses yang terus menerus
dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara
maksimal dalam mengarahkan sehingga memberikan manfaat bagi dirinya dan
masyarakat. (Stoops, 1975).
Studi kasus merupakan teknik yang paling tepat
digunakan dalam layanan studi kasus siswa karena sifatnya yang komprehensif dan menyeluruh. Studi kasus menggunakan
hasil dari bermacam-macam teknik dan alat untuk mengenal siswa sebaik mungkin,
merakit dan mengkoordinasikan data yang bermanfaat yang dikumpulkan melalui
berbagai alat. Data itu meliputi studi yang hati-hati dan interpretasi data
yang berhubungan dan bertalian dengan perkembangan dan problema serta
rekomendasi yang tepat.
I.3 Tujuan
Studi Kasus
Adapun tujuan dari studi kasus
ini yaitu :
1. Mengenal kepribadian siswa yang dianggap mempunyai
masalah
2. Mamahami dan menetapkan faktor-faktor penyebab
permasalahan yang dihadapi
siswa.
siswa.
3. Agar praktikan bisa memperoleh tambahan pengetahuan dan ketrampilan dalam
menangani masalah yang dihadapi oleh siswa secara lebih dalam.
menangani masalah yang dihadapi oleh siswa secara lebih dalam.
4. Agar praktikan dapat memahami
dan meneliti karakteristik dan tingkah laku siswa yang memiliki masalah atau hambatan untuk diberikan bantuan atau bimbingan dalam mengatasi masalah yang sedang dihadapinya agar
siswa dapat memahami dirinya sendiri, mampu menyelesaikan masalah yang dapat
menghambat proses perkembanganya dengan baik, sehingga siswa mampu mencapai
perkembangan baik fisik maupun psikis secara baik tanpa adanya kendala. Serta dapat mengembangkan dirinya
dengan segala kelebihan dan kekurangan
yang dimiliki, dan berprestasi seoptimal mungkin.
I.4 Manfaat
Layanan Studi Kasus
Layanan studi kasus ini
sangat bermanfaat sebagai salah satu usaha dalam meningkatkan pencapaian hasil belajar
baik secara akademik maupun non akademik untuk dijadikan referensi. Manfaat
tersebut antara lain :
1. Bagi Siswa
a. Siswa dapat memahami karakteristik keribadiannya
sendiri
b. Siswa mendapatkan bantuan dalam penemuan permasalahan
dan jalan
penyelesaianya
penyelesaianya
c. Siswa dapat memperoleh informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan
prestasi belajarnya.
prestasi belajarnya.
2. Bagi Praktikan
Praktikan mendapat pengalaman
yang berguna bagi kelanjutan tanggung
jawabnya sebagai calon pendidik ,baik di sekolah maupun di dalam
keluarga.
3. Bagi Penasehat Akademik (PA)
Layanan studi kasus siswa bisa dijadikan bahan
pertimbangan dalam memahami siswa, mengidentifikasi permasalahan-permasalahan
dan jalan penyelesaian dalam rangka membimbing dan membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar.
4. Bagi
Kepala Sekolah
a. Bahan pertimbangan dalam monitoring keadaan siswa dan kemampuan
guru, terutama berkaitan dengan studi kasus.
guru, terutama berkaitan dengan studi kasus.
b. Merupakan salah satu sumber informasi tentang siswanya, sehingga dapat
digunakan sebagai landasan menentukan kebijakan tentang masalah siswa.
digunakan sebagai landasan menentukan kebijakan tentang masalah siswa.
5. Orang Tua
a. Meningkatkan komunikasi antara orang tua dan
sekolah sehingga dapat
dihindari kesalahan atau kekeliruan dalam mendidik anak.
dihindari kesalahan atau kekeliruan dalam mendidik anak.
b. Memberikan informasi tentang situasi dan kondisi
anaknya disekolah pada
umumnya, sehingga dengan informasi ini orang tua dapat mengendalikan
dan membina anaknnya.
umumnya, sehingga dengan informasi ini orang tua dapat mengendalikan
dan membina anaknnya.
I.5 Metode Pengumpulan Data
Untuk mengidentifikasi siswa yang bermasalah, praktikan
menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data, seperti :
1. Identifikasi siswa
a. Identitas
siswa
b. Data
keluarga siswa
c. Riwayat
pendidikan dan pengalaman diri
2.
Daftar Cek Masalah (DCM)
3. Checklist Kebiasaan Belajar
4.
Observasi
Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data
yang sangat efektif dalam mempelajari suatu objek penelitian tertentu dengan
mengamati individu atau kelompok secara langsung. Observasi dibutuhkan untuk
mendapatkan data-data yang akurat berdasarkan fakta-fakta yang diamati
dilapangan. Observasi membantu memberikan penegasan ataupun penolakan terhadap
apa yang telah ditemukan melalui wawancara atau melalui kuisioner. Dengan
observasi data-data yang dikumpulkan akan mempunyai tingkat kevalidan yang
tinggi karena berangkat dari fakta yang terjadi.
Teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan dan
pencatatan gejala dan tingkah laku pada diri siswa selama mengikuti proses
belajar mengajar di kelas dan juga pada saat diluar kelas.
5. Wawancara
Wawancara adalah salah satu
teknik pengumpulan data dengan cara mewawancarai siswa baik secara langsung
maupun melalui orang-orang yang sering bersama dengan siswa, seperti guru kelas
khususnya guru mata pelajaran bahasa Inggris dan teman di kelas.
I.6 Konfidensial
Kegiatan-kegiatan untuk mengetahui, mengenal dan
memahami masalah yang di hadapi siswa, keadaan pribadi siswa di perlukan
sejumlah data. Data tersebut adalah data tentang diri siswa yaitu data yang
berhubungan dengan diri siswa sendiri maupun lingkungan tempat tinggalnya. Hal
ini penting untuk mendapatkan gambaran yang meneyeluruh sehingga dapat
memberikan bantuan yang tepat kepada siswa. Berkaitan dengan data siswa yang
terkumpul maka praktikan bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiaanya.
Catatan-catatan tentang diri siswa dan data dari
hasil wawancara, observasi. Dan data-data lain merupakan informasi yang
bersifat rahasia dan hanya boleh di gunakan untuk keperluan pendidikan calon
guru pengajar dalam mengadakan dan memberikan bantuan terhadap siswa yang
bermasalah.
Data yang di peroleh bersifat rahasia yang tidak perlu
di ketahui oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan dengan siswa. Sehubungan
dengan sifat kerahasiaan yang harus di jaga, maka nama dan identitas lain yang
berhubungan dengan siswa di buat fiktif dengan tujuan agar siswa tidak merasa
malu atau di rugikan akibat di ketahui oleh pihak-pihak yang tidak
berkepentingan.
BAB II
LAYANAN STUDI KASUS
2.1
Identifikasi Kasus
Dalam
menyelenggarakan studi kasus ini, pengidentifikasian kasus dilakukan dengan
melakukan pencatatan informasi-informasi yang berhubungan dengan jenis kasus
yang dihadapi siswa yang perlu mendapat
layanan dengan menggunakan teknik problem checklist, checklist kebiasaan
belajar. observasi, dan wawancara. Berdasarkan hasil pencatatan didapat
informasi bahwa siswa sedang menghadapi masalah dalam belajar yang ditunjukkan dengan
sikap kurang bersemangat, tidak berkonsentrasi, sering kali melamun pada saat
proses belajar mengajar berlangsung, dan hasil belajar siswa belum mencapai KKM
yang di tentukan. Oleh karena itu praktikan memandang perlu untuk membantu dan
menangani siswa agar masalah yang dihadapi siswa dapat diselesaikan.
Berdasarkan data yang
diperoleh dari pengisian buku pribadi siswa dapat diketahui sebagai berikut:
1. Identifikasi Siswa
a.a Identitas Siswa
a. Nama Lengkap : Antonius
Andriyanto (fiktif)
b. Nama Panggilan : Anto
(fiktif)
c. Tempat dan tgl.lahir : Malang,
23 Juni 1997
d. Agama :
Kristen
e. Kewarganegaraan/suku : Indonesia,
Jawa
f.
Alamat diri :
Malang-rumah sendiri
g. Anak ke/dari : 2/dua
bersaudara
a.bIdentitas keluarga
No
|
Keterangan
|
Ayah Kandung
|
Ibu Kandung
|
1.
|
Nama
|
Panotos Andriyanto (fiktif)
|
Lasmini (fiktif)
|
2.
|
Masih hidup/meninggal
|
Masih hidup
|
Masih hidup
|
3.
|
Tempat, tgl lahir
|
Malang, 7 Mei 1967
|
Ngawi, 3 Agustus 1963
|
4.
|
Agama
|
Kristen
|
Kristen
|
5.
|
Kewarganegaraan
|
Indonesia
|
Indonesia
|
6.
|
Pendidikan Terakhir
|
S1
|
SMA
|
7.
|
Pekerjaan
|
Pendeta
|
Ibu rumah Tangga
|
8.
|
Penghasilan/bulan
|
500.000
|
500.000
|
9.
|
Alamat rumah
|
Jl. Melati III/31 (fiktif)
|
Jl.Melati III/31(fiktif)
|
a.c Riwayat Pendidikan Siswa
No
|
Nama Sekolah
|
Jumlah Nilai UN
|
Keterangan
|
1.
|
SD :Arjosari 1
|
26.05
|
-
|
2.
|
SMP:SMPN 16 Malang
|
34.90
|
-
|
2.
Observasi
Berdasarkan pengamatan dikelas
selama proses belajar mengajar berlangsung dapat diketahui bahwa:
1. Siswa cenderung melamun saat pembelajaran
berlangsung
2. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran, khususnya pelajaran yang
praktikan ajar, yaitu Bahasa Inggris.
praktikan ajar, yaitu Bahasa Inggris.
3. Siswa tidak pernah bertanya saat proses pembelajaran
berlangsung.
4. Siswa kelihatan kurang semangat saat proses pembelajaran berlangsung
5. Nilai/Hasil Belajar siswa
belum mencapai KKM yang ditentukan.
3. Wawancara
· Menurut hasil wawancara praktikan dengan guru kelas yaitu guru Bahasa
Inggris diperoleh informasi bahwa siswa kurang memperhatikan bila guru
menerangkan (kurang bersemangat dalam memperoleh pelajaran).
Inggris diperoleh informasi bahwa siswa kurang memperhatikan bila guru
menerangkan (kurang bersemangat dalam memperoleh pelajaran).
· Menurut hasil wawancara praktikan dengan beberapa teman sekelasnya
diperoleh informasi bahwa siswa merupakan siswa yang suka dan sering
melamun seakan-akan seperti lamunan dengan pandangan kosong baik pada
saat didalam kelas (pada saat pembelajaran) maupun diluar kelas.
diperoleh informasi bahwa siswa merupakan siswa yang suka dan sering
melamun seakan-akan seperti lamunan dengan pandangan kosong baik pada
saat didalam kelas (pada saat pembelajaran) maupun diluar kelas.
· Menurut hasil wawancara praktikan dengan siswa diperoleh informasi bahwa
siswa ingin pindah kekelas lain karena siswa merasa kurang nyaman dengan salah
satu guru yang siswa tidak sukai, dan karena siswa merasa teman-temanya kurang
mengerti dia, siswa berada dikelas merasa kurang semangat terutama pada saat
mata pelajaran di siang hari karena siswa lapar, dan mengantuk, lapar karena
siswa tidak mempunyai uang saku yang cukup untuk membeli makanan, mengantuk
karena siswa merasa capek akibat banyak membantu pekerjaan orang tua dirumah
dan cuma mempunyai sedikit waktu luang untuk istirahat, tetapi kadangkala siswa
menghabiskan waktu luangnya dirumah untuk belajar, dan siswa sering merasa
terganggu saat belajar karena diganggu saudaranya dan juga terganggu karena
orang tua siswa sering bertengkar dan marah-marah. Siswa merasa segala hidup
siswa terlalu dibatasi karena siswa tidak diperbolehkan main ke rumah teman dan
hanya menghabiskan waktu dirumah oleh
karena itu siswa merasa kurang bisa bersosialisasi dengan orang lain dan
membuat siswa merasa tidak bisa
berbicara dengan lancar ketika berhadapan dengan orang lain atau merasa tidak
bisa menyampaikan tujuanya dengan baik.
4.
Daftar Cek Masalah (DCM)
Masalah – masalah yang
dihadapi siswa:
a. Kesehatan
1. Merasa kurang berat badan
2. Sering tidak ada nafsu makan
3. Sering pilek
4. Mempunyai alergi
5. Sakit hidung atau sinus
b. Keadaan rumah dan keluarga
1. Kedua orang tua saya sering marah-marah
2. Orang tua saya tidak memberikan kebebasan (menekan)
3. Orang tua berkorban terlalu banyak untuk saya
c. Keadaan kehidupan/ekonomi
1. Saya merasa berhutang budi pada orang yang membiayai sekolah saya
2.Uang saya sering di pinjam teman
3. Ibu sering membatasi uang saku saya
4. Uang saku saya tidak mencukupi
5. Uang saku saya tidak sebanyak uang teman-teman
6. Saya tidak bisa menghemat uang saku
7. Pemberian uang dari orang tua tidak teratur
d. Agama dan moral
1. Saya sering berbohong
2. Saya sering meninggalkan sembahyang/sholat
3. Saya mudah merasa iba dengan penderitaan orang lain
4. Bingung terhadap makna Tuhan
5. Sering tidak mengakui kesalahan sendiri
6. Ingin merasa lebih dekat dengan Tuhan
7. Tidak dapat melupakan kesalahan yang telah saya
buat
8. Terganggu dengan perbuatan buruk orang lain
e. Hubungan sosial/pergaulan
1. Saya senang bermain di rumah teman
2. Kurang lancar dalam berbicara
f. Kebiasaan Belajar
1. Sering terganggu saudara saat
belajar
2. Saya belajar dengan cara
menghafal
3. Saya hanya belajar pelajaran
yang saya senangi
4. Beberapa pelajaran terlalu
banyak menghabiskan tenaga
5. Khawatir mempunyai nilai jelek
6. Cemas menghadapi ujian
g. Penggunaan waktu
luang
1. Saya tidak punya waktu luang di rumah
2. Waktu luang saya, saya pergunakan untuk mengembangkan hobby
3. Saya sering nonton film
4. Merasa tidak di beri kesempatan untuk bermain di luar rumah
5. Keinginan saya untuk rekreasi sering terhalang
6. Setiap ada film baru saya selalu nonton
7. Saya tidak mempunyai waktu luang
h. Penyesuaian terhadap sekolah
1.Sering cemas kalau ada ulangan
2. Merasa bahwa pelajaran di
sekolah sulit di mengerti
3. Saya ingin pindah ke kelas lain
4. Merasa kurang di mengerti guru
5. Seorang kawan selalu menjengkelkan saya
i. Masalah
Pribadi
1. Sering menyesali diri sendiri
2. Saya ingin lebih menarik
3. Mudah iba terhadap orang lain
4. Merasa tidak memiliki apa-apa yang bisa di banggakan
j. Muda-mudi dan Asmara
1. Saya mulai tertarik dengan lawan jenis
2. Merasa di cintai dan di perhatikan seseorang
3. Punya keinginan untuk pacaran tetapi tidak berani mengungkapkannya
4. Sering melamun memikirkan si dia
k. Masalah Kurikulum
1. Saya takut terhadap ulangan
2. Saya selalu khawatir kalau-kalau mendapat giliran maju ke depan
3. Sekolah sangat berarti bagi saya
l. Masa Depan yang Berhubungan dengan Jabatan
1. Sering berdebar saat mengingat masa depan
2. Saya sangat mengetahui minat dan bakat saya
3. Saya sangat optimis menghadapi masa depan
5. Checklist Kebiasaan Belajar (Study Habit)
1. Saya mempunyai cukup waktu untuk belajar di rumah
2. Saya belajar setiap hari secara teratur
3. Saya terlalu banyak membantu orang tua di rumah
4. Saya mempunyai jadwal kegiatan sehari-hari
5. Ada ruang belajar di rumah
6. Lampu ruang belajar di rumah cukup memenuhi syarat
7. Anggota keluarga saya sering kali mengganggu waktu belajar
8. Saya tidak biasa istirahat siang
9. Saya biasa mengulang pelajaran yang baru saya terima di sekolah
10. Saya dapat mengikuti sistem pendidikan di sekolah ini
11. Alat-alat pelajaran di sekolah sangat membantu belajar saya
12. Saya belajar karena kebutuhan atau dorongan saya sendiri
13. Buku pelajaran saya lengkap
14. Catatan saya cukup lengkap
15. Saya sering membaca buku-buku di perpustakaan
16. Saya sering bertanya kepada bapak/ibu guru tentang pelajaran
17. Kadang-kadang saya bertanya kepada teman-teman mengenai pelajaran
18. Saya biasa belajar di tempat yang sepi
19. Saya biasa belajar sambil mendengarkan musik
20. Saya biasa belajar dengan membaca dari awal sampai akhir baru
kembali di ulang
kembali di ulang
21. Saya biasa belajar dengan membaca dalam hati
22. Saya biasa belajar menghafal sedikit demi sedikit
23. Saya lebih senang belajar dengan catatan saya sendiri
2.2 Diagnosis
Diagnosis
merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau yang melatarbelakangi
timbulnya masalah siswa (Sudrajat, 2008). Jadi diagnosis merupakan kegiatan
yang diambil untuk menentukan letak masalah, jenis masalah serta latar belakang
masalah yang sedang dihadapi siswa.
Pada tahap ini dicari faktor penyebab yang
melatar belakangi segala permasalahan yang sedang dihadapi oleh siswa. Hal ini
dilakukan setelah proses identifikasi siswa yang didapatkan sebelumnya. Dari
hasil identifikasi tersebut, maka dapat diketahui faktor penyebab timbulnya
masalah pada siswa seperti berikut:
1. Keadaan ekonomi siswa belum bisa mendukung
belajar siswa
2. Keluarga kurang
memperhatikan siswa
3. Suasana keluarga
mengganggu siswa
4. Guru kurang Memperhatikan Siswa
5.
Situasi yang ramai mengganggu
belajar siswa
6.
Ada guru yang tidak disenangi
oleh siswa
7.
Buku dan catatan siswa kurang lengkap
8. Siswa tidak berani bertanya tentang
pelajaran pada guru pada saat KBM berlangsung
2.3 Prognosis
Prognosis merupakan langkah untuk memperkirakan apakah
masalah yang dialami siswa masih mungkin untuk di atasi serta menentukan
berbagai alternatif penyelesaianya Sudrajat (2008). Jadi prognosis adalah
langkah yang ditempuh untuk menetapkan jenis atau teknik bantuan yang di
berikan kepada siswa serta memprediksi kemungkinan yang akan terjadi bila siswa
tidak segera atau tidak diberi bantuan.
Berdasarkan masalah yang
sedang dihadapi oleh siswa maka dapat diprediksi beberapa kemungkinan yang
dapat terjadi sebagai berikut :
1. Nilai/hasil belajar siswa akan terus menurun
2. Siswa terus merasa takut dalam berpendapat dikelas
3. Konsentrasi belajar siswa tidak optimal
4. Siswa akan terus mengalami kesulitan dalam belajar
5. Siswa semakin tidak percaya diri karena keadaan ekonomi.
Akan tetapi jika kemungkinan-kemungkinan tersebut dapat segera diatasi maka
yang akan terjadi adalah sebagai berikut:
1. Nilai/hasil belajar siswa akan meningkat
2. Siswa berani berpendapat dan aktif di kelas
3. Konsentrasi belajar siswa akan optimal
4. Siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam belajar
5. Siswa semakin akan percaya diri dengan keadaan ekonominya.
2.4 Treatment
Treatment adalah pemberian bantuan
kepada siswa yang berkaitan dengan apa yang diperbuat untuk mencapai
penyesuaian diri baik pada saat ini maupun pada masa mendatang (Sudrajat,
2008). Jadi Pemberian bantuan adalah suatu langkah pelaksanaan bantuan untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi siswa. Dalam langkah ini hendaknya ditentukan
pihak-pihak yang terlibat dalam menangani masalah siswa. Pihak-pihak yang perlu
diikutsertakan, misalnya: guru, orang tua, saudara, teman-teman, kepala
sekolah, penasehat akademik yang paling dekat dengan siswa. Seluruh pihak
tersebut hendaknya memberikan partisipasi yang besar dalam memberikan bantuan.
Pada
tahap ini adalah proses pemberian usaha bantuan kepada siswa agar siswa dapat
mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada, memahami dirinya sendiri sehingga dapat
mencapai hasil yang optimal. Pemberian usahan bantuan ini dilaksanakan setelah
diketahui masalah siswa, faktor-faktor penyebab timbulnya masalah serta
kemungkinan jika masalah siswa diatasi dan tidak diatasi.
Adapun
alternatif penyelesaian masalah yang dapat diberikan kepada siswa antara lain:
· Menyarankan siswa untuk meningkatkan hubungan yang harmonis diantara
anggota keluarga dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar siswa
memiliki pikiran dan perasaan yang tenang dalam menghadapi masalah serta dapat
menyelesaikanya dengan baik.
·
Memberikan pemahaman kepada siswa bahwa mengenai kaya dan miskin merupakan ketentuan
Tuhan. Siswa diminta untuk percaya
bahwa apapun yang diberikan Tuhan adalah nikmat yang
perlu disyukuri. Tuhan memberikan sesuatu pada makhluknya sesuai dengan
kemampuannya. Sehingga hal itu tidak perlu dianggap menjadi penghambat belajar siswa. Karena banyak juga orang sukses justru berasal
dari keluarga yang kurang bahkan tidak mampu.
Serta Menganjurkan
siswa untuk tidak minder karena
statusnya dan terus bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar dimana siswa berada
·
Menganjurkan kepada siswa untuk tidak terlalu
memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan
keluarganya yang justru dapat menghambat belajar siswa. Yang terpenting adalah siswa harus terus belajar dengan rajin agar menjadi
orang yang bermanfaat dan menganjurkan siswa untuk terus menggali potensi yang ada dalam dirinya agar kelak menjadi
orang yang berguna.
·
Menganjurkan kepada siswa untuk menegur saudaranya yang ramai agar berhenti supaya tidak mengganggu
belajar siswa.
·
Memotivasi
siswa agar terus semangat dalam mengikuti pelajaran, dengan memberikan dorongan kepada siswa untuk tidak selalu diam tetapi harus selalu bertanya kepada guru mengenai pelajaran yang tidak
dimengerti. Karena dengan bertanya siswa akan lebih mudah mengerti
·
Menganjurkan siswa untuk selalu mencatat
materi pelajaran agar apabila siswa lupa bisa melihat kembali
materi pelajaran yang sudah siswa catat dan menganjurkan kepada siswa agar ditingkatkan membaca
buku agar menjadi orang pintar karena dengan membaca siswa dapat menemukan banyak ketidaktahuannya sehingga
menjadi orang pandai.
2.5 Follow Up
Follow up merupakan langkah terakhir
dalam layanan kesulitan belajar siswa. Follow up mempunyai tujuan untuk
mengetahui keberhasilan siswa setelah mendapat bantuan (Sudrajat, 2008). Jadi follow up (tindak lanjut) adalah usaha yang dilakukan oleh praktikan untuk
mengikuti perkembangan siswa setelah diberikan bantuan. Tujuan kegiatan ini
adalah untuk mengetahui keberhasilan bantuan yang telah diberikan kepada siswa,
dapat diketahui bahwa bantuan yang diberikan telah sedikit membantu siswa dalam
meningkatkan belajarnya.
Hasil dari bantuan yang sudah diberikan adalah :
· Hasil belajar/nilai siswa meningkat dari sebelumnya
· Siswa lebih aktif ketika pembelajaran berlangsung khususnya pada mata
pelajaran Bahasa Inggris
pelajaran Bahasa Inggris
· Siswa sudah mulai berani berpendapat dan bertanya kepada guru ketika
proses pembelajaran berlangsung.
proses pembelajaran berlangsung.
· Siswa lebih sering menghabiskan waktu istirahatnya dengan membaca buku
diperpustakaan, dan
diperpustakaan, dan
· Siswa kelihatan lebih semangat ketika mengikuti pembelajaran.
Perkembangan keberhasilan siswa dapat di awasi secara terus menerus,
baik didalam kelas maupun diluar kelas. Namun hal tersebut membutuhkan waktu
yang tidak sebentar. Oleh karena itu, bimbingan dan pengawasan selanjutnya
praktikan serahkan kepada pihak sekolah, dalam hal ini adalah guru BK,
Penasehat Akademik dan guru bidang studi. Dikarenakan keterbatasan masa
kegiatan PPL yang singkat.
BAB III
PENUTUP
3.I Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang
guru harus membantu bukan hanya dalam mengembangkan aspek intelektualitas
siswa, tetapi juga mengenai kemampuan siswa dalam mengatasi segala permasalahan
yang dihadapi oleh siswa itu sendiri secara mandiri dan permasalahan yang
ditemui dalam interaksi dengan lingkungn sekitar. Guru harus mengetahui lebih
dari sekedar masalah bagaimana mengajar efektif (Prof. Soetjipto. Drs. Raflis
Kosasi 2001).
Sedangkan dari data yang diperoleh tentang siswa dapat
disimpulkan bahwa siswa sedang mengalami masalah yang dapat mengganggu dan
menghambat proses dan pencapaian belajar siswa. Oleh karena itu, praktikan
melakukan beberapa tindakan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah
tersebut dengan mengadakan studi kasus.
3.2
Saran
Dalam upaya penyelesaian
masalah diperlukan kerjasama dari berbagai pihak agar dapat mencapai tujuan
yang diinginkan. Semoga layanan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam mengatasi permasalahan seperti kurangnya
motivasi dalam belajar. Dan tak lupa praktikan berpesan agar pembaca dapat
memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin karena waktu sangatlah berharga dan
tidak akan pernah kembali saat kita menyia-nyiakanya.
1. Saran Untuk Siswa
a. Lebih
sering membaca untuk bisa memahami materi yang dipelajari
b. Siswa
hendaknya memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya
c. Siswa
sebaiknya tetap untuk bersemangat belajar untuk semua mata pelajaran
d. Siswa
juga harus belajar untuk menerima pendapat dengan sikap yang bijak dan tentunya
tidak mudah tersinggung ataupun marah.
2. Saran Untuk Orang Tua
a.
Orang tua hendaknya mengerti terhadap
perkembangan anaknya
b.
Orang tua hendaknya membantu
meningkatkan motivasi belajar siswa dan membimbingnya dalam meningkatkan rasa
penghargaan diri dan kepercayaan diri.
3. Saran Untuk Penasehat Akademik
a.
Melibatkan siswa lebih aktif dalam
proses kegiatan belajar mengajar
b.
Membantu untuk menumbuhkan motivasi
belajar siswa, terutama dalam hal membaca.
4. Saran Untuk Guru BK
a.
Memberikan layanan bimbingan kepada
siswa dengan baik dan pemberian bantuan berkelanjutan
b.
Membantu memberikan wawasan tentang rasa
penghargaan diri dan kepercayaan diri
Demikian kesimpulan dan saran yang
dapat diberikan oleh praktikan. Praktikan sangat berharap semoga layanan studi
kasus siswa ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi siswa dan bagi
siapa saja yang berkecimpung dan aktif dalam dunia pendidikan.
Can i use a coin casino and win real money?
BalasHapusWhat 인카지노 is the meaning of coin casino 1xbet korean and how to make money 카지노 online casino online? Can you earn money playing money online casino games?