Minggu, 06 Januari 2013

laporan studi kasus. yeziy Rizqi



LAPORAN STUDI KASUS
LAYANAN KESULITAN BELAJARi PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS X DI SMA NEGERI 2 MALANG


OLEH:
YESI RIZQI
090401090358




 



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS KANJURUHAN
MALANG
2012 



LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Layanan Studi Kasus dengan judul “Layanan Kesulitan Belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas X di SMA Negeri 2 Malang” .
Nama               : Yesi Rizqi
Npm                : 090401090358
Prodi               : Bahasa Inggris
Jurusan            : Bahasa Inggris
Fakultas           : Pendidikan

                                    Telah diperiksa, disetujui dan disahkan
                                          Malang, 08 Desember 2012

Konselor Pamong,                                                       Guru Pamong,


Purbaniasita, S.Pd                                                       Rr. Wahyu Widowati, S.Pd
NIP.                                                                            NIP.19780108 200903 2 002
                                                                       
                                            Mengetahui,
                              Kepala SMA Negeri 2 Malang


                             Drs. H. Budi Harsono
           NIP. 19540705 198003 1 028




KATA PENGANTAR
Puji syukur praktikan panjatkan keharibaan Ilahi Robbi, Allah SWT. yang selalu memberikan nikmat kesehatan dan ridlonya sehingga praktikan dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus di SMA NEGERI 2 MALANG ini yang merupakan salah satu persyaratan dalam pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dalam waktu yang telah ditentukan.
Laporan Studi Kasus ini memuat tentang permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi oleh siswa yang praktikan temukan selama pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan
(PPL).
Laporan Studi Kasus ini juga memuat teantang usaha-usaha bantuan yang praktikan berikan kepada siswa dengan harapan usaha-usaha ini dapat membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh siswa terkait dengan belajar siswa.
Selesainya Laporan Studi Kasus ini merupakan hasil kerjasama dan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu praktikan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kepala SMA Negeri 2 Malang, Drs. H. Budi Harsono yang telah memberikan
     izin kepada praktikan untuk melakukan PPL di SMA Negeri 2 Malang.
2. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Laksmi Purnajanti S.Pd, M.Pd. selaku
      koordinator PPL yang telah banyak membantu dan bekerja sama dalam pelaksanaan
      PPL.
3. Dra. Nanik Suratmi, M.Pd sebagai dosen pembimbing yang telah banyak 
    memberikan bimbingan, saran, masukan dan motivasi kepada praktikan dalam 
    melaksanakan PPL  ini.
4. Rr.Wahyu Widowati, S.Pd sebagai guru pamong yang telah banyak memberikan
     koreksi, masukan dan bimbingan dalam melaksanakan PPL.
5. Purbaniasita, S.Pd, sebagai konselor pamong yang telah banyak memberikan
      pengarahan, bimbingan dan motivasi kepada praktikan dalam menyelesaikan
      laporan studi kasus ini.
6. Segenap guru dan karyawan SMA Negeri 2 Malang yang telah banyak memberikan
     motivasi, koreksi, masukan, dan bimbingan dalam melaksanakan PPL.
7. Rekan-rekan mahasiswa PPL di SMA Negeri 2 Malang yang telah banyak membantu
    dan bekerja sama selama pelaksanaan PPL dan penyusunan laporan studi kasus ini.
8. Pihak LP3L Universitas Kanjuruhan Malang yang juga ikut membantu dalam
     memberikan informasi yang kami butuhkan selama melaksanakan PPL di SMA
     Negeri 2 Malang.
9. Seluruh siswa-siswi SMA Negeri 2 Malang yang banyak sekali memberikan
      bantuan serta informasi juga pengalaman-pengalaman yang tak terlupakan selama
      masa PPL.
10. Siswa (studi kasus) yang telah banyak membantu, bekerja sama dan meluangkan
      waktu untuk wawancara dan berdiskusi dengan praktikan.


Praktikan menyadari bahwa penyusunan Laporan Studi Kasus ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu praktikan mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan dalam kesempatan berikutnya. Akhirnya praktikan mengucapkan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin




Malang, 08 Desember 2012
                          Praktikan





                          Yesi Rizqi
                 NPM. 090401090358
















DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang..............................................................................................................1
I.2 Pengertian Studi Kasus.................................................................................................3
I.3 Tujuan Studi Kasus......................................................................................................5
I.4 Manfaat Layanan Studi Kasus......................................................................................6
I.5 Metode Pengumpulan Data..........................................................................................7
I.6 Konfidensial.................................................................................................................8
BAB II LAYANAN STUDI KASUS
2.1 Identifikasi Kasus......................................................................................................10
2.2 Diagnosis...................................................................................................................17
2.3 Prognosis...................................................................................................................18
2.4 Treatment...................................................................................................................19
2.5 Follow up...................................................................................................................21
BAB III PENUTUP
3.I Kesimpulan.................................................................................................................23
3.2 Saran..........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................26
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
I.I  Latar Belakang
   Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan intrakurukuler yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kanjuruhan Malang. Hal ini dimaksudkan untuk menyiapkan dan membentuk serta merancang calon tenaga pendidik yang professional dan kompeten serta menguasai kemampuan keguruan yang utuh melalui praktek secara langsung di sekolah yang sudah ditentukan. Dengan adanya program ini, setelah menyelesaikan pendidikannya calon pendidik diharapkan siap secara mandiri dalam mengemban tugas guru sesuai bidangnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam menyelenggarakan Program Pengalaman Lapangan (PPL), praktikan sebagai calon guru tentunya tidak hanya berkewajiban menyampaikan materi pembelajaran, mentransfer pengetahuan tetapi lebih dari itu, seorang guru dituntut untuk memahami kondisi siswa dalam penerimaan pembelajaran tersebut. Seorang guru juga dituntut untuk menangani siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan mencarikan penyelesaian sebagai jalan keluarnya. Guru diharapkan peka dan tanggap terhadap masalah yang dihadapi oleh anak didiknya. Karena guru merupakan orang yang terdekat dengan siswa, maka disamping berperan sebagai penyampai materi pelajaran, seorang guru diharapkan selalu siap membantu siswa yang mempunyai masalah dengan proses belajarnya. Menurut Prof.Dr. Made Pidarta, pekerjaan mendidik mencakup banyak hal yang terkait dengan segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan manusia mulai dari perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, perasaan, kemauan dan sosial. Sedangkan menurut Mulyono,MA (2008) belajar bukanlah sekedar transmisi ilmu pengetahuan semata sebagai fakta.
Jika hal yang dapat menghambat pembelajaran dibiarkan, maka tentu tujuan proses belajar mengajar tidak akan pernah tercapai. Harapan agar anak mereka menjadi anak yang pandai, mendapatkan nilai yang baik di sekolah menambah kesedihan mereka ketika melihat kenyataan bahwa anak-anak mereka kesulitan dalam belajar.
Akan tetapi yang lebih menyedihkan adalah perlakuan yang diterima siswa yang mengalami kesulitan belajar dari orang tua dan guru yang tidak mengetahui masalah yang sebenarnya, sehingga mereka memberikan cap kepada anak mereka sebagai anak yang bodoh, tolol, ataupun gagal tanpa memahami dan menelusuri latar belakang, sebab akibat kenapa siswa tersebut mengalami kesulitan dalam belajar.
Menyelenggarakan studi kasus adalah salah satu usaha yang bertujuan untuk memahami siswa sebagai individu dalam penyesuaian diri yang baik dan membantu perkembangan siswa secara optimal agar dapat membantu dalam membentuk siswa yang unggul sesuai amanat UU tentang tujuan pendidikan formal yang tercantum dalam UU RI No. 20 TH 2003, BAB II Pasal 3
“untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Melihat pentingnya dalam memahami karakteristik peserta didik, praktikan tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk studi kasus di SMA Negeri 2 Malang untuk mengetahui permasalahan-permasalahan secara menyeluruh dan mendalam yang betul-betul dihadapi oleh siswa serta penanganannya.
          Dari data yang diperoleh, praktikan berusaha mengenal, memahami dan mengupayakan perkembangan secara optimal sesuai dengan kondisi siswa. Berdasarkan data, siswa yang menjadi objek dalam studi kasus ini menunjukkan bahwa siswa kurang bersemangat, tidak konsentrasi dan sering kali melamun pada saat proses belajar mengajar berlangsung  dan hasil belajar siswa belum mencapai KKM yang di tentukan. sehingga dari keadaan ini, siswa tersebut perlu mendapatkan bantuan dari praktikan dalam menyelesaikan masalahnya.
I.2 Pengertian Studi Kasus
Studi kasus secara luas dapat didefinisikan sebuah usaha dalam mengenal, memahami, dan memantapkan siswa kasus dengan cara mengidentifikasi, mendiagnosis, memprognosis, dam memberikan pemecahan yang dihadapi oleh siswa. Berikut ini adalah beberapa pendapat tentang pengertian studi kasus yang praktikan kutib dari, makalah laporan studi kasus dan internet.
Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam riset yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan menguji hipotesis.
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) ( dalam tulisan Erna Febru Aries S di ardhana12.wordpress.com ) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu . Surachmad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. SementaraYin (1987) memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalam. Para peneliti berusaha menemukan semua variabel yang penting.
Studi kasus adalah suatu tehnik mempelajari seseorang individu secara mendalam untuk membantu memperoleh penyesuaian diri yang lebih baik (I. Djumhur, 1985).
Studi kasus adalah suatu metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan seorang murid secara mendalam dengan tujuan membantu murid untuk mencapai penyesuaian diri yang lebih baik ( WS. Winkel, 1995 ).
Studi kasus adalah metode pengumpulan data yang bersifat integratif dan
komprehensif. Integratif artinya menggunakan berbagai tehnik pendekatan dan bersifat komprehensif artinya data yang dikumpulkan meliputi seluruh aspek pribadi individu secara lengkap ( Dewa Ketut Sukardi,1983 ).

Studi kasus merupakan suatu proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimal dalam mengarahkan sehingga memberikan manfaat bagi dirinya dan masyarakat. (Stoops, 1975).
    Studi kasus merupakan teknik yang paling tepat digunakan dalam layanan studi kasus siswa karena sifatnya yang komprehensif dan menyeluruh. Studi kasus menggunakan hasil dari bermacam-macam teknik dan alat untuk mengenal siswa sebaik mungkin, merakit dan mengkoordinasikan data yang bermanfaat yang dikumpulkan melalui berbagai alat. Data itu meliputi studi yang hati-hati dan interpretasi data yang berhubungan dan bertalian dengan perkembangan dan problema serta rekomendasi yang tepat.
I.3 Tujuan Studi Kasus
Adapun tujuan dari studi kasus ini yaitu :
1. Mengenal kepribadian siswa yang dianggap mempunyai masalah
2. Mamahami dan menetapkan faktor-faktor penyebab permasalahan yang dihadapi
             siswa.
       3. Agar praktikan bisa memperoleh tambahan pengetahuan dan ketrampilan dalam   
            menangani masalah yang dihadapi oleh siswa secara lebih dalam.
  4. Agar praktikan dapat memahami dan meneliti karakteristik dan tingkah laku siswa yang memiliki masalah atau hambatan untuk diberikan bantuan atau bimbingan dalam mengatasi masalah yang sedang dihadapinya agar siswa dapat memahami dirinya sendiri, mampu menyelesaikan masalah yang dapat menghambat proses perkembanganya dengan baik, sehingga siswa mampu mencapai perkembangan baik fisik maupun psikis secara baik tanpa adanya kendala. Serta dapat mengembangkan dirinya dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, dan berprestasi seoptimal mungkin.
I.4  Manfaat Layanan Studi Kasus
        Layanan studi kasus ini sangat bermanfaat sebagai salah satu usaha dalam meningkatkan pencapaian hasil belajar baik secara akademik maupun non akademik untuk dijadikan referensi. Manfaat tersebut antara lain :
1. Bagi Siswa
a. Siswa dapat memahami karakteristik keribadiannya sendiri
b. Siswa mendapatkan bantuan dalam penemuan permasalahan dan jalan
      penyelesaianya
c. Siswa dapat memperoleh informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan 
      prestasi belajarnya.
           2. Bagi Praktikan
                  Praktikan mendapat pengalaman yang berguna bagi kelanjutan tanggung  jawabnya sebagai calon pendidik ,baik di sekolah maupun di dalam keluarga. 
      3. Bagi Penasehat Akademik (PA)
Layanan studi kasus siswa bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam memahami siswa, mengidentifikasi permasalahan-permasalahan dan jalan penyelesaian dalam rangka membimbing dan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.

     4. Bagi Kepala Sekolah
a. Bahan pertimbangan dalam monitoring keadaan siswa dan kemampuan
    guru, terutama berkaitan dengan studi kasus.
b. Merupakan salah satu sumber informasi tentang siswanya, sehingga dapat
    digunakan sebagai landasan menentukan kebijakan tentang masalah siswa.
           5. Orang Tua
a. Meningkatkan komunikasi antara orang tua dan sekolah sehingga dapat  
    dihindari kesalahan atau kekeliruan dalam mendidik anak.
b. Memberikan informasi tentang situasi dan kondisi anaknya disekolah pada  
    umumnya, sehingga dengan informasi ini orang tua dapat mengendalikan
   dan membina anaknnya.
     I.5 Metode Pengumpulan Data
Untuk mengidentifikasi siswa yang bermasalah, praktikan menggunakan beberapa metode dalam  pengumpulan data, seperti :
            1. Identifikasi siswa
a.    Identitas siswa
b.    Data keluarga siswa
c.    Riwayat pendidikan dan pengalaman diri
2. Daftar Cek Masalah (DCM)
            3. Checklist Kebiasaan Belajar
            4. Observasi
Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data yang sangat efektif dalam mempelajari suatu objek penelitian tertentu dengan mengamati individu atau kelompok secara langsung. Observasi dibutuhkan untuk mendapatkan data-data yang akurat berdasarkan fakta-fakta yang diamati dilapangan. Observasi membantu memberikan penegasan ataupun penolakan terhadap apa yang telah ditemukan melalui wawancara atau melalui kuisioner. Dengan observasi data-data yang dikumpulkan akan mempunyai tingkat kevalidan yang tinggi karena berangkat dari fakta yang terjadi.
Teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan gejala dan tingkah laku pada diri siswa selama mengikuti proses belajar mengajar di kelas dan juga pada saat diluar kelas.
            5. Wawancara
        Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan cara mewawancarai siswa baik secara langsung maupun melalui orang-orang yang sering bersama dengan siswa, seperti guru kelas khususnya guru mata pelajaran bahasa Inggris dan teman di kelas.
     I.6  Konfidensial
Kegiatan-kegiatan untuk mengetahui, mengenal dan memahami masalah yang di hadapi siswa, keadaan pribadi siswa di perlukan sejumlah data. Data tersebut adalah data tentang diri siswa yaitu data yang berhubungan dengan diri siswa sendiri maupun lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini penting untuk mendapatkan gambaran yang meneyeluruh sehingga dapat memberikan bantuan yang tepat kepada siswa. Berkaitan dengan data siswa yang terkumpul maka praktikan bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiaanya.
Catatan-catatan tentang diri siswa dan data dari hasil wawancara, observasi. Dan data-data lain merupakan informasi yang bersifat rahasia dan hanya boleh di gunakan untuk keperluan pendidikan calon guru pengajar dalam mengadakan dan memberikan bantuan terhadap siswa yang bermasalah.
Data yang di peroleh bersifat rahasia yang tidak perlu di ketahui oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan dengan siswa. Sehubungan dengan sifat kerahasiaan yang harus di jaga, maka nama dan identitas lain yang berhubungan dengan siswa di buat fiktif dengan tujuan agar siswa tidak merasa malu atau di rugikan akibat di ketahui oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan.



      










BAB II
LAYANAN STUDI KASUS
2.1  Identifikasi Kasus
       Dalam menyelenggarakan studi kasus ini, pengidentifikasian kasus dilakukan dengan melakukan pencatatan informasi-informasi yang berhubungan dengan jenis kasus yang dihadapi  siswa yang perlu mendapat layanan dengan menggunakan teknik problem checklist, checklist kebiasaan belajar. observasi, dan wawancara. Berdasarkan hasil pencatatan didapat informasi bahwa siswa sedang menghadapi masalah dalam belajar yang ditunjukkan dengan sikap kurang bersemangat, tidak berkonsentrasi, sering kali melamun pada saat proses belajar mengajar berlangsung, dan hasil belajar siswa belum mencapai KKM yang di tentukan. Oleh karena itu praktikan memandang perlu untuk membantu dan menangani siswa agar masalah yang dihadapi siswa dapat diselesaikan.
       Berdasarkan data yang diperoleh dari pengisian buku pribadi siswa dapat diketahui sebagai berikut:
1.    Identifikasi Siswa
a.a  Identitas Siswa
a.    Nama Lengkap              : Antonius Andriyanto (fiktif)
b.    Nama Panggilan             : Anto (fiktif)
c.    Tempat dan tgl.lahir       : Malang, 23 Juni 1997
d.   Agama                           : Kristen
e.    Kewarganegaraan/suku  : Indonesia, Jawa
f.  Alamat diri                     : Malang-rumah sendiri
g.    Anak ke/dari                  : 2/dua bersaudara      
a.bIdentitas keluarga
No
Keterangan
Ayah Kandung
Ibu Kandung
1.
Nama
Panotos Andriyanto (fiktif)
Lasmini (fiktif)
2.
Masih hidup/meninggal
Masih hidup
Masih hidup
3.
Tempat, tgl lahir
Malang, 7 Mei 1967
Ngawi, 3 Agustus 1963
4.
Agama
Kristen
Kristen
5.
Kewarganegaraan
Indonesia
Indonesia
6.
Pendidikan Terakhir
S1
SMA
7.
Pekerjaan
Pendeta
Ibu rumah Tangga
8.
Penghasilan/bulan
500.000
500.000
9.
Alamat rumah
Jl. Melati  III/31 (fiktif)
Jl.Melati III/31(fiktif)

a.c Riwayat Pendidikan Siswa
No
Nama Sekolah
Jumlah Nilai UN
Keterangan
1.
SD   :Arjosari 1
26.05
-
2.
SMP:SMPN 16 Malang
34.90
-

2.    Observasi
Berdasarkan pengamatan dikelas selama proses belajar mengajar berlangsung dapat diketahui bahwa:
1. Siswa cenderung melamun saat pembelajaran berlangsung
2. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran, khususnya pelajaran yang
    praktikan ajar, yaitu Bahasa Inggris.
3. Siswa tidak pernah bertanya saat proses pembelajaran berlangsung.
4. Siswa  kelihatan kurang semangat saat proses pembelajaran berlangsung
       5. Nilai/Hasil Belajar siswa belum mencapai KKM yang ditentukan.
3.    Wawancara
·      Menurut hasil wawancara praktikan dengan guru kelas yaitu guru Bahasa
     Inggris diperoleh informasi bahwa siswa kurang memperhatikan bila guru
     menerangkan (kurang bersemangat dalam memperoleh pelajaran).
·      Menurut hasil wawancara praktikan dengan beberapa teman sekelasnya
    diperoleh informasi bahwa siswa merupakan siswa yang suka dan sering
    melamun seakan-akan seperti lamunan dengan pandangan kosong baik pada
    saat didalam kelas (pada saat pembelajaran) maupun diluar kelas.
·      Menurut hasil wawancara praktikan dengan siswa diperoleh informasi bahwa siswa ingin pindah kekelas lain karena siswa merasa kurang nyaman dengan salah satu guru yang siswa tidak sukai, dan karena siswa merasa teman-temanya kurang mengerti dia, siswa berada dikelas merasa kurang semangat terutama pada saat mata pelajaran di siang hari karena siswa lapar, dan mengantuk, lapar karena siswa tidak mempunyai uang saku yang cukup untuk membeli makanan, mengantuk karena siswa merasa capek akibat banyak membantu pekerjaan orang tua dirumah dan cuma mempunyai sedikit waktu luang untuk istirahat, tetapi kadangkala siswa menghabiskan waktu luangnya dirumah untuk belajar, dan siswa sering merasa terganggu saat belajar karena diganggu saudaranya dan juga terganggu karena orang tua siswa sering bertengkar dan marah-marah. Siswa merasa segala hidup siswa terlalu dibatasi karena siswa tidak diperbolehkan main ke rumah teman dan hanya menghabiskan waktu dirumah  oleh karena itu siswa merasa kurang bisa bersosialisasi dengan orang lain dan membuat siswa  merasa tidak bisa berbicara dengan lancar ketika berhadapan dengan orang lain atau merasa tidak bisa menyampaikan tujuanya dengan baik.        
4.    Daftar Cek Masalah (DCM)
Masalah – masalah yang dihadapi siswa:
a. Kesehatan
1. Merasa kurang berat badan
2. Sering tidak ada nafsu makan
3. Sering pilek
4. Mempunyai alergi
5. Sakit hidung atau sinus
b. Keadaan rumah dan keluarga
1. Kedua orang tua saya sering marah-marah
2. Orang tua saya tidak memberikan kebebasan (menekan)
3. Orang tua berkorban terlalu banyak untuk saya
 c. Keadaan kehidupan/ekonomi
1. Saya merasa berhutang budi pada orang yang membiayai sekolah saya
2.Uang saya sering di pinjam teman
3. Ibu sering membatasi uang saku saya
4. Uang saku saya tidak mencukupi
5. Uang saku saya tidak sebanyak uang teman-teman
6. Saya tidak bisa menghemat uang saku
7. Pemberian uang dari orang tua tidak teratur
            d. Agama dan moral
1. Saya sering berbohong
2. Saya sering meninggalkan sembahyang/sholat
3. Saya mudah merasa iba dengan penderitaan orang lain
4. Bingung terhadap makna Tuhan
5. Sering tidak mengakui kesalahan sendiri
6. Ingin merasa lebih dekat dengan Tuhan
7. Tidak dapat melupakan kesalahan yang telah saya buat
8. Terganggu dengan perbuatan buruk orang lain
 e. Hubungan sosial/pergaulan
1. Saya senang bermain di rumah teman
2. Kurang lancar dalam berbicara
  f. Kebiasaan Belajar
    1. Sering terganggu saudara saat belajar
    2. Saya belajar dengan cara menghafal
    3. Saya hanya belajar pelajaran yang saya senangi
    4. Beberapa pelajaran terlalu banyak menghabiskan tenaga
    5. Khawatir mempunyai nilai jelek
    6. Cemas menghadapi ujian
g. Penggunaan waktu luang
1. Saya tidak punya waktu luang di rumah
2. Waktu luang saya, saya pergunakan untuk mengembangkan hobby
          3. Saya sering nonton film
4. Merasa tidak di beri kesempatan untuk bermain di luar rumah
5. Keinginan saya untuk rekreasi sering terhalang
6. Setiap ada film baru saya selalu nonton
7. Saya tidak mempunyai waktu luang
h. Penyesuaian terhadap sekolah
1.Sering cemas kalau ada ulangan
      2. Merasa bahwa pelajaran di sekolah sulit di mengerti
3. Saya ingin pindah ke kelas lain
4. Merasa kurang di mengerti guru
5. Seorang kawan selalu menjengkelkan saya
            i.  Masalah Pribadi
1. Sering menyesali diri sendiri
2. Saya ingin lebih menarik
3. Mudah iba terhadap orang lain
4. Merasa tidak memiliki apa-apa yang bisa di banggakan
 j. Muda-mudi dan Asmara
1. Saya mulai tertarik dengan lawan jenis
2. Merasa di cintai dan di perhatikan seseorang
3. Punya keinginan untuk pacaran tetapi tidak berani mengungkapkannya
4. Sering melamun memikirkan si dia
            k. Masalah Kurikulum
1. Saya takut terhadap ulangan
2. Saya selalu khawatir kalau-kalau mendapat giliran maju ke depan
3. Sekolah sangat berarti bagi saya
l.  Masa Depan yang Berhubungan dengan Jabatan
1. Sering berdebar saat mengingat masa depan
2. Saya sangat mengetahui minat dan bakat saya
3. Saya sangat optimis menghadapi masa depan
5.    Checklist Kebiasaan Belajar (Study Habit)
1. Saya mempunyai cukup waktu untuk belajar di rumah
2. Saya belajar setiap hari secara teratur
3. Saya terlalu banyak membantu orang tua di rumah
4. Saya mempunyai jadwal kegiatan sehari-hari
5. Ada ruang belajar di rumah
6. Lampu ruang belajar di rumah cukup memenuhi syarat
7. Anggota keluarga saya sering kali mengganggu waktu belajar
8. Saya tidak biasa istirahat siang
9. Saya biasa mengulang pelajaran yang baru saya terima di sekolah
10. Saya dapat mengikuti sistem pendidikan di sekolah ini
11. Alat-alat pelajaran di sekolah sangat membantu belajar saya
12. Saya belajar karena kebutuhan atau dorongan saya sendiri
13. Buku pelajaran saya lengkap
14. Catatan saya cukup lengkap
15. Saya sering membaca buku-buku di perpustakaan
16. Saya sering bertanya kepada bapak/ibu guru tentang pelajaran
17. Kadang-kadang saya bertanya kepada teman-teman mengenai pelajaran
18. Saya biasa belajar di tempat yang sepi
19. Saya biasa belajar sambil mendengarkan musik
20. Saya biasa belajar dengan membaca dari awal sampai akhir baru
      kembali di ulang
21. Saya biasa belajar dengan membaca dalam hati
22. Saya biasa belajar menghafal sedikit demi sedikit
23. Saya lebih senang belajar dengan catatan saya sendiri
2.2 Diagnosis
           Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau yang melatarbelakangi timbulnya masalah siswa (Sudrajat, 2008). Jadi diagnosis merupakan kegiatan yang diambil untuk menentukan letak masalah, jenis masalah serta latar belakang masalah yang sedang dihadapi siswa.
         Pada tahap ini dicari faktor penyebab yang melatar belakangi segala permasalahan yang sedang dihadapi oleh siswa. Hal ini dilakukan setelah proses identifikasi siswa yang didapatkan sebelumnya. Dari hasil identifikasi tersebut, maka dapat diketahui faktor penyebab timbulnya masalah pada siswa seperti berikut:
1. Keadaan ekonomi siswa belum bisa mendukung belajar siswa
2. Keluarga kurang memperhatikan siswa
3. Suasana keluarga mengganggu siswa
4. Guru kurang Memperhatikan Siswa
5. Situasi yang ramai mengganggu belajar siswa
6. Ada guru yang tidak disenangi oleh siswa
7. Buku dan catatan siswa kurang lengkap
8. Siswa tidak berani bertanya tentang pelajaran pada guru pada saat KBM berlangsung
2.3 Prognosis
Prognosis merupakan langkah untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami siswa masih mungkin untuk di atasi serta menentukan berbagai alternatif penyelesaianya Sudrajat (2008). Jadi prognosis adalah langkah yang ditempuh untuk menetapkan jenis atau teknik bantuan yang di berikan kepada siswa serta memprediksi kemungkinan yang akan terjadi bila siswa tidak segera atau tidak diberi bantuan.
         Berdasarkan masalah yang sedang dihadapi oleh siswa maka dapat diprediksi beberapa kemungkinan yang dapat terjadi sebagai berikut :
1. Nilai/hasil belajar siswa akan terus menurun
2. Siswa terus merasa takut dalam berpendapat dikelas
3. Konsentrasi belajar siswa tidak optimal
4. Siswa akan terus mengalami kesulitan dalam belajar
5. Siswa semakin tidak percaya diri karena keadaan ekonomi.
Akan tetapi jika kemungkinan-kemungkinan tersebut dapat segera diatasi maka yang akan terjadi adalah sebagai berikut:
1. Nilai/hasil belajar siswa akan meningkat
2. Siswa berani berpendapat dan aktif di kelas
3. Konsentrasi belajar siswa akan optimal
4. Siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam belajar
5. Siswa semakin akan percaya diri dengan keadaan ekonominya.
2.4 Treatment
               Treatment adalah pemberian bantuan kepada siswa yang berkaitan dengan apa yang diperbuat untuk mencapai penyesuaian diri baik pada saat ini maupun pada masa mendatang (Sudrajat, 2008). Jadi Pemberian bantuan adalah suatu langkah pelaksanaan bantuan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi siswa. Dalam langkah ini hendaknya ditentukan pihak-pihak yang terlibat dalam menangani masalah siswa. Pihak-pihak yang perlu diikutsertakan, misalnya: guru, orang tua, saudara, teman-teman, kepala sekolah, penasehat akademik yang paling dekat dengan siswa. Seluruh pihak tersebut hendaknya memberikan partisipasi yang besar dalam memberikan bantuan.
                Pada tahap ini adalah proses pemberian usaha bantuan kepada siswa agar siswa dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada, memahami dirinya sendiri sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Pemberian usahan bantuan ini dilaksanakan setelah diketahui masalah siswa, faktor-faktor penyebab timbulnya masalah serta kemungkinan jika masalah siswa diatasi dan tidak diatasi.
  Adapun alternatif penyelesaian masalah yang dapat diberikan kepada siswa antara lain:
·      Menyarankan siswa untuk meningkatkan hubungan yang harmonis diantara anggota keluarga dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar siswa memiliki pikiran dan perasaan yang tenang dalam menghadapi masalah serta dapat menyelesaikanya dengan baik.
·      Memberikan pemahaman kepada siswa bahwa mengenai kaya dan miskin merupakan ketentuan Tuhan. Siswa diminta untuk percaya bahwa apapun yang diberikan Tuhan adalah nikmat yang perlu disyukuri. Tuhan memberikan sesuatu pada makhluknya sesuai dengan kemampuannya. Sehingga hal itu tidak perlu dianggap menjadi penghambat belajar siswa. Karena banyak juga orang sukses justru berasal dari keluarga yang kurang bahkan tidak mampu. Serta Menganjurkan siswa untuk tidak minder karena statusnya dan terus bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dimana siswa berada
·      Menganjurkan kepada siswa untuk tidak terlalu memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan keluarganya yang justru dapat menghambat belajar siswa. Yang terpenting adalah siswa harus terus belajar dengan rajin agar menjadi orang yang bermanfaat dan menganjurkan siswa untuk terus menggali potensi yang ada dalam dirinya agar kelak menjadi orang yang berguna.
·      Menganjurkan kepada siswa untuk menegur saudaranya yang ramai agar berhenti supaya tidak mengganggu belajar siswa.
·      Memotivasi siswa agar terus semangat dalam mengikuti pelajaran, dengan memberikan dorongan kepada siswa untuk tidak selalu diam tetapi harus selalu bertanya kepada guru mengenai pelajaran yang tidak dimengerti. Karena dengan bertanya siswa akan lebih mudah mengerti
·      Menganjurkan siswa untuk selalu mencatat materi pelajaran agar apabila siswa lupa bisa melihat kembali materi pelajaran yang sudah siswa catat dan menganjurkan kepada siswa agar ditingkatkan membaca buku agar menjadi orang pintar karena dengan membaca siswa dapat menemukan banyak ketidaktahuannya sehingga menjadi orang pandai.
2.5  Follow Up
      Follow up merupakan langkah terakhir dalam layanan kesulitan belajar siswa. Follow up mempunyai tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah mendapat bantuan (Sudrajat, 2008). Jadi follow up (tindak lanjut) adalah usaha yang dilakukan oleh praktikan untuk mengikuti perkembangan siswa setelah diberikan bantuan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui keberhasilan bantuan yang telah diberikan kepada siswa, dapat diketahui bahwa bantuan yang diberikan telah sedikit membantu siswa dalam meningkatkan belajarnya.
Hasil dari bantuan yang sudah diberikan adalah :
·      Hasil belajar/nilai siswa meningkat dari sebelumnya
·      Siswa lebih aktif ketika pembelajaran berlangsung khususnya pada mata
     pelajaran Bahasa Inggris
·      Siswa sudah mulai berani berpendapat dan bertanya kepada guru ketika
      proses pembelajaran berlangsung.
·      Siswa lebih sering menghabiskan waktu istirahatnya dengan membaca buku
    diperpustakaan, dan
·      Siswa kelihatan lebih semangat ketika mengikuti pembelajaran.
                  Perkembangan keberhasilan siswa dapat di awasi secara terus menerus, baik didalam kelas maupun diluar kelas. Namun hal tersebut membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Oleh karena itu, bimbingan dan pengawasan selanjutnya praktikan serahkan kepada pihak sekolah, dalam hal ini adalah guru BK, Penasehat Akademik dan guru bidang studi. Dikarenakan keterbatasan masa kegiatan PPL yang singkat.

















BAB III
PENUTUP
3.I  Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus membantu bukan hanya dalam mengembangkan aspek intelektualitas siswa, tetapi juga mengenai kemampuan siswa dalam mengatasi segala permasalahan yang dihadapi oleh siswa itu sendiri secara mandiri dan permasalahan yang ditemui dalam interaksi dengan lingkungn sekitar. Guru harus mengetahui lebih dari sekedar masalah bagaimana mengajar efektif (Prof. Soetjipto. Drs. Raflis Kosasi 2001).
Sedangkan dari data yang diperoleh tentang siswa dapat disimpulkan bahwa siswa sedang mengalami masalah yang dapat mengganggu dan menghambat proses dan pencapaian belajar siswa. Oleh karena itu, praktikan melakukan beberapa tindakan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah tersebut dengan mengadakan studi kasus.
3.2  Saran
Dalam upaya penyelesaian masalah diperlukan kerjasama dari berbagai pihak agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Semoga layanan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam  mengatasi permasalahan seperti kurangnya motivasi dalam belajar. Dan tak lupa praktikan berpesan agar pembaca dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin karena waktu sangatlah berharga dan tidak akan pernah kembali saat kita menyia-nyiakanya.
1. Saran Untuk Siswa
a.    Lebih sering membaca untuk bisa memahami materi yang dipelajari
b.    Siswa hendaknya memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya
c.    Siswa sebaiknya tetap untuk bersemangat belajar untuk semua mata pelajaran
d.   Siswa juga harus belajar untuk menerima pendapat dengan sikap yang bijak dan tentunya tidak mudah tersinggung ataupun marah.
2. Saran Untuk Orang Tua
a.       Orang tua hendaknya mengerti terhadap perkembangan anaknya
b.      Orang tua hendaknya membantu meningkatkan motivasi belajar siswa dan membimbingnya dalam meningkatkan rasa penghargaan diri dan kepercayaan diri.
3. Saran Untuk Penasehat Akademik
a.       Melibatkan siswa lebih aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar
b.      Membantu untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, terutama dalam hal membaca.
4. Saran Untuk Guru BK
a.       Memberikan layanan bimbingan kepada siswa dengan baik dan pemberian bantuan berkelanjutan
b.      Membantu memberikan wawasan tentang rasa penghargaan diri dan kepercayaan diri
            Demikian kesimpulan dan saran yang dapat diberikan oleh praktikan. Praktikan sangat berharap semoga layanan studi kasus siswa ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi siswa dan bagi siapa saja yang berkecimpung dan aktif dalam dunia pendidikan.